Selasa, 19 Juli 2011

Travis barker "Masih Trauma naik pesawat"


Blink 182 akhirnya memang resmi merilis album pertama mereka sejak delapan tahun lalu, Neighborhood . Nggak hanya itu saja, mereka pun juga telah melakukan kegiatan menjelajah panggung ke panggung sebagai bagian dari prmosi album tersebut. Tetapi sayang sekali kegiatan promosi ini dinilai tidak maksimal karena berkaitan dengan sang drummer, Travis Barker yang trauma untuk berpergian dengan pesawat terbang. Hal tersebut dikarenakan kecelakaan pesawat yang menimpa dirinya di tahun 2008 lalu.

Trauma tersebut dinilai memang membuat Blink 182 sulit untuk berpergian jauh yang memang harus ditempuh dengan pesawat. Hingga kini Travis Barker terbatas menggunakan bus atau kapal laut sebagai kendaraan untuk berpergian. Beberapa cara untuk menghilangkan trauma seperti terapi hingga hipnotis yang telah dilakukannya ternyata belum bisa menghilangkan trauma tersebut.

“Saya telah mencoba untuk terapi, hipnotis dan datang ke dokter ahli untuk menghilangkan trauma tersebut. Saya ingin sekali ke Australia tetapi memerlukan 32 – 33 hari untuk menempuhnya dengan kapal laut. Saya tidak yakin bisa melakukannya. Sangat menyebalkan.” ujarnya kesal.

Tetapi kecelakaan tersebut juga menjadi momok di mana rasa perhatian antar personil Blink 182 tumbuh yang kemudian menghasilkan album terbaru mereka, Neighborhoods . Kegiatan promosi mereka memang terhambat, tetapi tidak dengan pertemanan mereka. Tom DeLonge dan Mark Hoppus selalu memberikan semangat bagi rekannya tersebut untuk maju dari traumanya dan ke gaya hidup yang lebih sehat.

“Ketika saya berada di rumah sakit setelah kecelakaan pesawat, saya berjanji jika saya bisa berjalan lagi, saya akan berenang setiap hari, olahraga dan menkonsumsi makanan sehat. Saya memang suka mabuk dan kecanduan obat, tetapi saya berhenti setelah kecelakaan itu. Saya hanya terhenyak melihat kematian pas di depan mata,” tambahnya lagi.

Semoga cepat sembuh, Travis! Yang pasti, jangan lupa mampir ke Indonesia ya!

Minggu, 15 Mei 2011

30 Second To Mars Di Desak datang ke Jakarta


Promotor Java Musikindo dikabarkan gagal mendatangkan band 30 Seconds to Mars ke Jakarta. Meski begitu, Jared Leto cs terus didesak untuk mendatangi Jakarta.

"guys, tau lagu You Can't Always Get What You Want nya Rolling Stones kan? bad news gw terima..sorry, i did my best..30STM," begitu tulis Adrie Subono, bos promotor Java Musikindo lewat akun Twitternya, Selasa (20/4/2010).

Bukan hanya sekali Adrie merayu pelantun hits 'Attack' itu ke tanah air. Saat ini 30 Seconds to Mars sedang tur panjang di Inggris. Setelah itu rencananya mereka akan menuju Australia pada 24 Juli 2010. Turnya di Australia akan berakhir di Aukland pada 3 Agustus 2010.

Mereka kemudian akan terlibat dalam acara Summer Sonic Festival di Tokyo dan Osaka pada 7-8 Agustus 2010. Satu kesempatan untuk membawa 30 Seconds to Mars boleh saja terlewat, namun penggemar mereka di Indonesia belum menyerah.

Pemintaan konser band asal Los Angeles sudah meradang sejak lama. Bahkan di Twitter, 30 Seconds to Mars tiga kali menjadi trending topic alias pembahasan ngetren di situs jejaring mikroblogging itu.

"WE WANT TO COME!!! WE ARE TRYING! :)" tulis Jared membalas salah satu Twitter dari penggemarnya di Indonesia.

Sabtu, 06 November 2010

Saint Loco (Linkin Park indonesia)


Jagad rock tanah air seakan tak berhenti melahirkan band-band spektakuler untuk melaju ke barisan terdepan. Salah satunya adalah Saint Loco, band yang mengawali karirnya di kancah rock tanah air pada tahun 2004 dengan debut album bertajuk Rock Upon A Time. Album ini menjadi awal langkah sukses Saint Loco mengenalkan dirinya ke publik dengan mengusung lagu-lagu berkekuatan hip-rock. Berbagai penghargaan berhasil mereka sabet diantaranya adalah; Best Rock Album versi Majalah Hai tahun 2005 dan Rock Best Of The Year Album versi I-Radio tahun 2005. Single "Microphone Anthem", yang menjadi unggulan mereka kala itu, berhasil mengejawantahkan Saint Loco sebagai penerus generasi musik rock Indonesia .

Di bulan September 2006, MTV mengganjar mereka dengan predikat MTV EXCLUSIVE ARTIST for SEPTEMBER. Album kedua mereka yang bertajuk Vision For Transition dirilis dibulan yang sama. Sebuah album yang menggambarkan progresi dari musikalitas keenam anak super kreatif; Iwan (gitaris), Gilbert (bassis), Nyonk (drummer), Tius (the spinner), Joe (vokalis) dan Berry (MC). Ini sebagai satu pegangan bahwa nama Saint Loco masih punya kekuatan untuk musik rock yang berkualitas.

Another Vision for Indonesia Rock Concept

Lewat album keduanya, Vision For Transition, Saint Loco menawarkan konsep musik yang lebih berani. Dari kulit albumnya (baca: cover) sudah terbaca keberanian Saint Loco dengan memberikan warna-warna berani dan penempatan yang terbilang tidak umum. Untuk isinya, rock yang dibawakan mereka kali ini lebih sing-a-long dibandingkan album sebelumnya meski tensi tonalitas rock mereka tetap tinggi. Dengarkan saja "Kedamaian", sebuah lagu mellow-rock yang menampilkan seorang vokalis bjorky-melankolis, Astrid. Lagu ini dibuka dengan dentingan piano dan dihantarkan dalam beat mid-tempo. Kekuatan lirik bilingual dan karakter vokal Joe dengan Astrid serta MC Berry menambah padu lagu yang menjadi single pertama album ini.

Penggarapan album Vision For Transition ini menempuh masa 7 bulan preproduction serta pengumpulan materi yang dimulai sekitar Agustus 2005 dan dilanjutkan dengan 3 bulan untuk recording dan 1 bulan mixing. Karena hampir seluruh lagu dalam album Vision For Transition dibuat di studio pribadi milik DJ Tius, Saint Loco kali ini merasa bisa lebih mengeksplorasi sound dan berkespresi sebebas mungkin. Dengar saja "Terapi Energi" dari track 2, sebuah lagu yang menampilkan totalitas bermain musik ala Saint Loco. ‘It’s the real Saint Loco’.

Mastering album Vision For Transition ini dikerjakan di sebuah studio bernama Euphonic Masters yang ada di Memphis , Tennese, Amerika Serikat. Ditangani langsung oleh Brad Blackwood, seorang insinyur tata suara kenamaan yang pernah menyabet 9 nominasi Grammy Award dan 6 nominasi Dove Award sejak tahun 1998.

Keberanian lainnya yang ditampilkan Saint Loco adalah permainan emosi lagu per lagu. Jika disimak dari awal runtutan lagu dalam album Vision For Transition ini, Anda akan dibawa banging your head lalu diselingi dengan fase exhaling berganti-gantian. Ini membuat fungsi pendengaran tidak terganggu dengan bunyi-bunyi yang pekak namun Anda akan dimanja untuk menikmati petualangan Vision For Transition ini dengan hati gembira. Mau contoh? Di track 5 kita akan disuguhi permainan kombinasi antara gitar akuistik dan crunch serta synth-string yang membuai yang hadir di lagu "Fallin". Beat middle di "Fallin" ini hadir sebagai penghantar untuk hentakan di track 6, "Get Up". Setelah lelah moshing dan jejingkrakan, track selanjutnya, "Centro", mengistirahatkan pendengaran dalam instrumentalia tembang passionate-electronica-sound sebelum dipecahkan lagi ditrack berikutnya, "Transition". Maka sayang sekali jika Anda menikmati album ini tidak utuh atau hanya satu atau dua lagu saja.

Why Vision For Transition Now?

Musik rock di Indonesia terus berkembang ke arah yang positif, thanks to Godbless! Dan Saint Loco melihat perkembangan ini sebagai motivator mereka untuk bisa berkreasi lebih. Trend musik rock dunia yang kini berkembang dengan memasukkan unsur Rap, Punk, New Wave serta electronica menjadi acuan Saint Loco untuk diterapkan dalam musik mereka. Dengar saja Vision For Transition yang kini lebih minimum aksi solo melodi gitar dan cenderung dominan lewat riff atau blocking gitar dan loop. Konsentrasi album ini pun dipusatkan di lagu yang lebih melodius dan reffrain yang catchy. "Musik metal telah berubah… ," tandas Saint Loco tegas.

Maka sambutlah salah satu ikon dari regenerasi musik rock tanah air, Saint Loco. Lewat Vision For Transition ini mereka kembali menghentak dan mencoba untuk menelusup kembali dan tampil berbeda dari yang sudah ada.

Saint Loco, Vision For Transition, are you ready to break your voice again?

Salah satu Band paling Gress di indonesia


  • Pada pertengahan 1996, di Yogyakarta, lima siswa sekolah menengah atas sepakat bersatu membentuk sebuah grup band. Mereka adalah Akhdiyat Duta Modjo alias Duta (vokal) berasal dari SMA 4, Adam Muhammad Subarkah (bass) dari SMA 6, Eross Candra (gitar) dari SMA Muhammadiyah I, Saktia Ari Seno (gitar) dari SMA De Britto, dan Anton Widiastanto (drum) berasal dari SMA Bopkri I. Setiap kali tampil, mereka membawakan lagu Oasis, U2, Bon Jovi, Guns N’ Roses, dan band-band favorit lainnya.

    Kelima anak muda ini menamakan diri Sheila. Tidak lama kemudian, mereka menambahkan satu kata di belakang menjadi Sheila Gank. Belakangan, mereka mengubahnya menjadi Sheila on 7 hingga sekarang. Tambahan ”on 7” berarti solmisasi alias tujuh tangga nada.

    Pada 1997 Sheila o­n 7, meluncurkan album perdana yang bertajuk Sheila o­n 7. Lewat album tersebut mereka berhasil meraih angka penjualan satu juta keping. Di album kedua berjudul Kisah Klasik untuk Masa Depan mereka bahkan berhasil menembus angka 1,7 juta keping.

    Sampai pada album ketiga yang berjudul 07 Des grup musik Yogyakarta ini masih membuktikan ketangguhannya. Setidaknya single Seberapa Pantas menjadi hits dan dijadikan lagu tema sinetron Siapa Takut Jatuh Cinta?

    Sheila on 7 kembali menggarap album soundtrack untuk film 30 Hari Mencari Cinta dengan judul album yang sama, pada 2003. Lagu Melompat Lebih Tinggi dan Berhenti Berharap sukses menjadi hit single.

    Setahun kemudian, mereka menelurkan album Pejantan Tangguh. Dilihat dari judul album, rupanya Sheila on 7 berusaha menunjukkan tekad mereka untuk tetap eksis dan optimistik.

    Sayang, pada 18 Oktober 2004, Sheila on 7 kehilangan salah seorang anggota. Anton secara resmi mengundurkan diri. Di bulan yang sama, Brian Kresna Putro masuk mengisi kekosongan posisi drummer.

    Di tahun berikutnya mereka membuat album kompilasi, Jalan Terus. Mereka juga meluncurkan album kumpulan lagu terbaik sepanjang karier Sheila on 7, di tahun yang sama. Selain 14 lagu lama, tiga lagu baru disisipkan termasuk Bertahan Di Sana yang menjadi tembang andalan.

    Album kelima bertajuk 507 dirilis setahun kemudian, dengan lagu utamanya Mantan Kekasih. Di album ini mereka juga menyertakan sebuah lagu untuk berlaga di ajang Piala Dunia 2006. Lagu berjudul “Pemenang” memang dibuat khusus untuk perhelatan empat tahunan yang selalu ditunggu. Lagu ini dibawakan dalam tempo medium yang diimbuhi melodi-melodi khas Sheila on 7 dan berpadu dengan efek riuh sorak sorai penonton.

    Namun lagi-lagi Sheila on 7 harus kehilangan anggota. Sakti mengundurkan diri untuk belajar agama di Pakistan. 507 adalah album terakhir Sheila on 7 bersama Sakti. Sakti juga turut menyumbangkan satu lagu yang berjudul Cahaya Terang. Lagu tersebut menceritakan tentang pengalaman batin Sakti setelah belajar agama.

    Album keenam berjudul Menentukan Arah diluncurkan pada 2008, setelah dua tahun vakum. Tak heran banyak yang menduga Sheila on 7 bubar. Kejayaan Sheila on 7 memang tidak sehebat dulu. Tapi, dengan keluarnya album ini setidaknya membuktikan mereka masih bisa bertahan dalam persaingan industri musik Tanah Air. (Tka)

Senin, 11 Oktober 2010

Drummer sexy "perempuan juga bisa ngefans ama titi bkn cma laki2 doank,..."


Hampir seluruh orang di Indonesia selalu menonton Indonesia Mencari Bakat tiap minggunya dan siapa sih yang ga tau juri cantik, sexy yang duduk di pojokan berlawanan dengan Sarah Sechan…

Bener banget… Dia adalah Titi Sjuman. Ternyata eh ternyata, Titi Sjuman ini seorang Drummer loh… Wow.. cantik cantik, suka maen gebuk gebukan juga ye…. Cool……….

Walopun aku cewe (bukan berarti “penyuka” cewe :D ), aku seneng banget ngeliat Titi Sjuman ini.

I Think She Smart. Dari penampilannya dan cara dia berbicara, I think people will agree with me..

Pendapat dan jawabannya mengenai teknik dan penguasaan panggung bagi peserta Indonesia Mencari Bakat, salah satunya yang membuat saya gemes banget… Very Smart..

Ngobrak Ngabrik ribuan data, akhirnya dapet data data nya Titi Sjuman, Ini Dia :

BIODATA TITI SJUMAN :
Titi Handayani Rajobintang.
Lahir di Jakarta, 10 Februari 1981.

Dikenal luas dengan nama Titi Sjuman ini (Karena menikah dengan Wong Aksan -- Sri Aksana Sjuman, mantan drummer grup band Dewa 19 dan putra dari sutradara legendaris, Sjuman Djaja).

Titi Dan Wong Aksan

Tante Titi ini mulai dikenal luas dengan bermain dalam film layar lebar Mereka Bilang, Saya Monyet! (2007).

Pada tahun 2008, ia mendapatkan penghargaan sebagai aktris pendatang baru terbaik dalam Indonesia Movie Award 2008.

Rabu, 22 September 2010

Hideto Takarai "Hyde" musisi Misterius


Hidup sebagai seorang anak tunggal yang tumbuh di pinggiran Osaka, HYDE mempunyai masa kecil yang cukup normal, terlepas dari fakta bahwa sang ibu dulu sering mendandaninya seperti perempuan. Berpengaruh atau tidaknya hal tersebut pada gaya dan kemampuan musikalitas HYDE, satu hal yang pasti: HYDE telah melewati garis antara sensitif, penghibur feminin, dan rocker punk yang bergaya berandalan dengan karir solo bertajuk namanya sendiri. HYDE keluar dari tipikal rocker Jepang, mengejutkan setiap orang dengan variasi dalam musikal dan gaya visualnya.

Karir HYDE di dunia musik berawal dari band yang tidak berumur panjang yaitu Jerusalem's Rod sebagai gitaris dibawah nama Hide (yang adalah nama aslinya). Sampai akhirnya ia ditemukan oleh Tetsu yang membawa karirnya melambung. Walaupun sebelumnya ia berencana untuk tetap menjadi seorang gitaris, akan tetapi Tetsu bersikeras agar Hide bergabung dalam bandnya sebagai vokalis. Bersama mereka membentuk L'Arc~en~Ciel pada tahun 1991. Hide segera mengganti namanya menjadi Hyde, mengambil ide dari novel klasik Dr. Jekyll and Mr. Hyde oleh Robert Louis Stevenson, dan lalu mengubah huruf kapital H menjadi huruf kecil.

Seiring Laruku mulai beranjak tenar, hyde mulai merenungkan diri untuk bersolo karir. Terutama pada tahun 1997 dimana drummer Laruku, Sakura, meninggalkan band karena tuduhan kriminal. Proyek tersebut tidak membuahkan hasil apapun sampai Laruku memutuskan untuk hiatus pada tahun 2001. Hyde pun memutuskan merubah namanya ditulis dalam huruf kapital dan mengecat rambutnya menjadi pirang. Kemudian HYDE mengambil langkah jauh dari akarnya sebagai vokalis Laruku, membuat semua komposisi dan lirik untuk lagu-lagunya yang baru. Pada bulan Oktober tahun 2001 ia merilis Evergreen dibawah labelnya sendiri, Haunted Records sebagai cabang dari Ki/Oon. HYDE mengejutkan fans dan kritikus dengan melodi gitar yang lesu dan lirik-lirik yang sensitif. Dengan perilisan Angels Tale dan Shallow Sleep, ia melanjutkan trend melodi-melodi manis dari gitar akustik, serta tambahan track dalam singlenya dengan lagu yang sama namun dalam bahasa Inggris. Pada Maret 2002, HYDE merilis solo album full-length pertamanya, Roentgen. Kumpulan lagu-lagu dari album tersebut berisi gaya mellow yang sama, membiarkan HYDE mengekspresikan sisi sensitifnya.

Pada April 2002, HYDE sekali lagi mengejutkan para fans dengan membintangi film Moon Child dengan sesama vokalis, Gackt, walaupun sebelumnya ia telah mengakui bahwa ia ragu untuk mencoba dunia akting. Film tersebut sukses di bioskop-bioskop jepang, begitu pula duet musikal antara HYDE dan Gackt berjudul Orenji no Taiyou (オレンジの太陽), yang dirilis dalam album Crescent milik Gackt. Ini memuaskan publik sampai perilisan single keempat HYDE, HELLO. HYDE sekali lagi mengubah gayanya, berganti dari simpel dan melodius ke gitar elektrik dari heavy hard rock. Dengan warna rambut yang lebih gelap dan setelan punk-rock, HYDE kembali ke dunia musik dan siap untuk menggebrak. Setelah sedikit melembutkan gayanya dengan HORIZON pada November 2003, HYDE merilis solo album keduanya, 666 (dibaca roku roku roku sebagai pelafalan bahasa Jepang dari rock rock rock). Album tersebut mengumandangkan keberadaan yang lebih kuat dari yang pertama, menunjukkan satu lagi sisi HYDE sebagai anak nakal musik rock.

Sebelum perilisan album keduanya, HYDE mengumpulkan kembali dengan seluruh anggota Laruku pada Juni dan Juli 2003 untuk tujuh hari konser bersama di Shibuya, Tokyo. Dengan perilisan single Laruku berjudul READY STEADY GO, HYDE memperlambat aktivitas solonya. Ia sedikit kembali ke akting dengan perilisan film Last Quarter pada Oktober 2004, perilisan ulang Roentgen dimana seluruhnya dalam bahasa Inggris, dan perilisan koleksi PV-nya berjudul Roentgen Stories. Namun sebagian besar ia tetap sebagai vokalis dari Laruku, sampai Oktober 2005 dengan perilisan single barunya COUNTDOWN, mungkin mengintai hiatus lain dari Laruku.

Dari awal karirnya, kehidupan pribadi HYDE telah kurang lebih menjadi misteri publik. Nama asli dan tanggal ulang tahunnya tidak pernah diberitahukan. Ia hanya diketahui kadang-kadang berkencan dengan bintang pop sampai pernikahannya dengan aktris Megumi Oishi pada Desember 2000. Ia melahirkan anak pada November 2003, walapupun nama dan jenis kelaminnya tak pernah diberitahukan kepada publik.

Walaupun gaya bermusik dan visualnya berubah dan kehidupan pribadi yang terselubung, HYDE tetap menjadi favorit para fans dalam komunitas rock Jepang dengan lagu-lagunya yang telah digunakan dalam iklan televisi dan film-film. Kesuksesannya tidak hanya di Jepang saja, bagaimanapun, dengan perilisan album 666 di Jerman pada September 2005. Dengan suara yang kuat dan kepercayaan diri bermain gitar, HYDE membuktikan untuk meninggalkan efek yang akan bertahan lama dalam genre musik rock Jepang

Musisi Japanesse Multi-Talent "Yukihiro Awaji"


Yukihiro Awaji Yang lebih dikenal dengan yukihiro, adalah drummer dan remixer dari band L'arc en ciel serta pemimpin Acid Android. Panggilanya adalah "Yuki" ("Yukkie").

Dia bergabung dengan L'Arc ~ en ~ Ciel pada tahun 1998, mengambil alih posisi mantan drummer, Sakura. yukihiro sangat kurus (telah dilaporkan beratnya hanya 48 kg). Ia menyusun beberapa lagu untuk L'Arc ~ en ~ Ciel, termasuk "trick", "cradle", "Revelation", "New World" dan "Drink It Down". Dia juga dikenal atas remixing karya band L'arc, dan dirilis di remix album, "ectomorphed works" pada tahun 2000. Dia telah menjadi anggota dari beberapa band rock Jepang lainnya, termasuk dalam Die cries dan Zi Kill.


Awal kehidupan
Yukihiro dilahirkan pada 24 November 1968 di Chiba, dekat Tokyo. Ayahnya adalah pekerja perusahaan, dan ibunya adalah instruktur pakaian kimono. Yukihiro menyatakan bahwa dia sebagai anak biasa yang lain seperti anak-anak jepang lainya, seperti pergi ke sekolah, lulus ke Universitas, dan akhirnya mendapat pekerjaan. Tetapi ia mencintai musik, baik Jepang dan Amerika, dari Heavy metal ke Pop music. Dia juga atlet pelari jarak pendek yang baik di SMP. Namun, dia dikeluarkan dari athletics klub.

Ketika ia masuk SMA, ia mulai bermain drum dan segera memutuskan untuk menjadi drummer rock profesional. Setelah ia membuat keputusan, dia berkata kepada orang tuanya bahwa ia telah meninggalkan sekolah karena tidak berguna kepadanya. Orang tuanya melarang ini. Akhirnya, Yuki melanjutkan pendidikanya sambil mencurahkan pendidikan itu sendiri sebagian besar ke musik rock.
Selama di universitas, ia bergabung dengan Zi: Kill, salah satu band rock jepang yang sedang naik daun pada saat itu.


Sebelum L'Arc ~ en ~ Ciel
Zi: Kill menandatangani kontrak rekaman dengan Extasy Records pada tahun 1989. Namun, mereka bertengkar selama rekaman album pertama di luar Jepang. Akhirnya, yukihiro pun dipecat dari Zi: Kill. Setelah itu, ia membentuk band bernama Optic Nerve dengan gitaris Shin Murohime. Pada tahun 1991, ia bergabung dalam Die cries.

Die in Cries merilis debut album mereka,"Nothing to Revolution" pada tahun 1991. Mereka melejit menjadi band terkenal di antara band-band Jepang lainnya, dan mereka berhasil melangsungkan live performancenya di Nippon Budokan pada tahun 1994. Namun, yukihiro menjadi frustasi dengan ketatnya kebijakan band. Yukihiro menulis beberapa lagu untuk band, namun mereka menolak karena tidak suka dengan "heavy metal rule".

Die in Cries bubar pada tahun 1995, dengan album terakhir mereka "Seed". Untuk sementara, yukihiro bekerja sebagai free-lance drummer. Selama waktu itu, dia tidak bergerak di sekitar rumah dan teman-temannya. Sehingga Tetsu kesulitan untuk mengajak yukihiro untuk bergabung, karena dia tidak memiliki ponsel dan selalu berpindah dengan teman-temannya.



Saat Bersama L'Arc ~ en ~ Ciel

Ketika ia mantan drummer L'Arc Sakura keluar dari band pada tahun 1997, Tetsu, pemimpin L'arc, meminta yukihiro untuk membantu rekaman single baru L'arc, melalui teman-temannya. Selama waktu itu, mereka telah berhubungan dengan baik. Irama lagunya yang unik diterima dalam lagu tersebut. Ketika single yang menandai mereka datang kembali "Niji" dirilis dan melakukan konser "Reinkarnasi in Tokyo Dome”, Yukihiro masih merupakan additional player. Sampai pada tahun 1998 yukihiro diumumkan sebagai anggota resmi dengan single baru “WINTER FALL”, diikuti dengan album “HEART”.

Walaupun beberapa argumen dari fans sakura, yukihiro cepat menyesuaikan diri dengan L'Arc~en~ciel. Lagu pertamanya, "a swell in the sun", dimainkan sebagai prolog selama tur 1998 "Light My Fire". L'Arc ~ en ~ Ciel datang sebagai salah satu band yang paling populer, yang semua itu tidak pernah dibayangkan. Hasil dari tour tersebut telah terjual habis, dan albumnya mendapat platinum disk. Lalu L’arc merilis tujuh single baru dan menjadi 10 charts teratas, setiap bulan.

Pada tanggal 1 Juli 1999, mereka merilis album keenam dan ketujuh mereka “ARK” dan “RAY”. Mereka memulai tur konser bernama Grand-Cross Tour. Album tersebut naik ke urutan dua teratas, dan tour ini meraih sukses besar.

Pada tahun 2000, mereka merilis album baru, “REAL". Yukihiro menulis lagu "STAY AWAY". Namun, L'Arc ~ en ~ Ciel telah menghentikan proyek mereka sampai 2003, di "Shibuya Seven Days" konser. Setiap anggota memulai proyek solo. yukihiro juga memulai proyek itu sendiri, sebagai sang pemimpin band Acid Android. L’arc datang kembali dengan single baru "READY STEADY GO!" dan album “SMILE” pada tahun 2004, dilanjutkan dengan album “AWAKE” dan single "Link" di tahun 2005. Pada 2007, L’arc en ciel merilis sebuah single baru "My heart draws a dream" dan album baru "KISS”. Grup ini juga meluncurkan single "Drink It Down" pada Januari 2008, dengan musik yang disusun oleh Yukihiro sendiri.